Selasa, 07 Juni 2016

Saham Syariah Bekal Belajar ke Eropa



Siapa tidak mengenal Profesor Doktor Ing BJ Habibie, Presiden ke-3 Republik Indonesia dan pakar industri dirgantara terkemuka. Dibalik kehebatan beliau ternyata ada sosok hebat dibalik kesuksesannya.  Sebagian besar orang pasti menilai istri beliau yaitu Ibu Hasri Ainun sebagai pendorong sukses BJ Habibie. Pendapat tersebut tidak salah namun kurang lengkap. Sosok hebat dibelakang beliau sebelum hadirnya sang istri adalah ibu dan saudara-saudara BJ Habibie. 

Dari buku Rudy Kisah Masa Muda Sang Visioner yang ditulis Gina S.Noer terungkap kisah visioner Habibie muda yang didukung visi luar biasa sang ibu. Ibu Marini sang ibunda Habibie demikian kuat membulatkan tekad agar putranya mendapatkan pendidikan terbaik di Jerman. Dengan warisan tidak seberapa dari suaminya yang meninggal kala Habibie berusia 14 tahun, ibu Marini berinvestasi dan berwirausaha demi sukses pendidikan anak-anaknya khususnya Habibie. Saat mengirim Habibie belajar ke Jerman tahun 1955 merupakan saat diamana perjuangan ibu Marini mengatur keuangan keluarga membutuhkan tekad yang kuat. Hal ini disebabkan Habibie tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia seperti teman-temannya.

Habibie tidak mendapatkan beasiswa pemerintah Indonesia untuk belajar di Jerman karena kurang informasi. Habibie ketinggalan informasi perihal beasiswa belajar ke Eropa yang diberikan pemerintah Indonesia bagi putra putri bangsa yang berprestasi. Tanpa beasiswa dari pemerintah Indonesia, Habibie dengan dukungan ibu Marini sang bunda yang visioner nekat menyusul temannya belajar ke Jerman. Dengan dana pendidikan mandiri dari ibunya, Habibie menjadi  sangat sungguh-sungguh dengan studinya dan berhati-hati dengan uangnya.

Sebuah inspirasi untuk periode waktu sepuluh tahun yang akan datang  saat anak sulung saya menginjak bangku perguruan tinggi. Dari inspirasi tekad keluarga ibu Marini diatas saya ingin anak saya mendapatkan pendidikan yang baik di luar negeri khususnya Eropa. Belajar ke luar negeri khususnya Eropa bukan untuk gagah-gagahan atau kebanggaan, namun untuk percepatan menghasilkan sumber daya manusia unggul demi kemajuan negeri ini. Berharap beasiswa dari pemerintah tentu tidak ada salahnya, namun persiapan dana mandiri juga penting. Beasiswa dari pemerintah ada kalanya terbatas untuk kalangan tertentu atau minat studi tertentu. Beasiswa mandiri akan lebih menjamin keleluasaan anak saya memilih minat studi dan tujuan negaranya. Saya berharap dan berdoa dengan beasiswa mandiri putra saya bersungguh-sungguh dengan studinya dan berhati-hati dengan uangnya.

Saya harus bisa mengirim anak belajar ke luar negeri sepuluh tahun yang akan datang dan mendukung biaya studinya hingga selesai belajar. Demikian tekadku saat ini terus terang menirukan tekad dan usaha ibunda Habibie beserta keluarganya. Sepuluh tahun sebagai waktu yang cukup untuk mempersiapkan semuanya termasuk dana pendidikan. Namun jika kurang fokus pada tujuan sepuluh tahun yang akan datang bisa berantakan seluruh target yang  telah dicanangkan. Dari seorang alumni perguruan tinggi di Eropa saya telah mendapatkan gambaran kebutuhan dana belajar ke perguruan tinggi Eropa sepuluh tahun yang  akan  datang.  Lumayan juga nilai nominalnya, tapi kembali pada niat dan tekad nominal tersebut ingin saya wujudkan.

Langkah-langkah yang saya susun sebagai berikut : 
1. Mendekatkan diri kepada Allah SW
2. Bekerja keras dan mencari tambahan penghasilan
3. Proteksi penghasilan dengan produk keuangan syariah
4. Percepatan hasil investasi dengan produk investasi syariah 

Mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai sumber kekuatan seorang hamba dalam menyandarkan segala keinginan. Dengan mendekatkan diri secara sungguh-sungguh kepada Allah SWT saya mengharapkan ridla-Nya atas cita-cita saya mengirim anak belajar ke luar negeri.

Bekerja keras dan mencari tambahan penghasilan sebagai upaya memenuhi target sepuluh tahun yang akan datang. Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha melakukan perubahan.  Bekerja keras sebagai ikhtiar menjalankan doa-doa yang telah dipanjatkan kepada Allah SWT.

Percaya pada takdir sebagai bagian dari rukun iman, dan salah satu takdir yang perlu disikapi adalah kematian yang datangnya sewaktu-waktu. Seandainya usia saya tidak sampai sepuluh tahun lagi setidaknya pendidikan  putra saya tidak terlantar.  Proteksi pengasilan dan jiwa saya telah saya percayakan pada produk keuangan syariah berupa asuransi pendidikan. Saya percaya dengan kinerja asuransi syariah yang amanah.

Percepatan hasil investasi dengan produk keuangan syariah sebagai penunjang berdoa dan bekerja. Produk investasi dari pasar modal syariah saya yakini akan mampu mendorong percepatan target saya sepuluh tahun yang akan datang. Pasar modal syariah sangat luar biasa potensinya. Sebuah fakta yang saya dapatkan dalam serangkaian Sekolah Pasar Modal di Pusat Informasi Pasar Modal Surabaya pada tahun 2011 silam.  Saya semakin tertarik dengan penjelasan tentang Pasar Modal Syariah yang diberikan pada level advance. Keberadaan pasar modal syariah semakin menambah antusiasme saya dimana selama ini paradigma umum yang berkembang di kalangan umat Islam menyatakan pasar modal haram tidak sesuai dengan kaidah Islam. Keyakinan saya tentang pasar modal syariah semakin mantab saat mengetahui fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Ulama-ulama MUI sekelas KH Sahal Mahfudz - Nahdlatul Ulama, Prof.Din Syamsuddin -Muhammadiyah dan lainnya dari ormas Islam yang beragam tentu tidak sedang bermain-main atau bertransaksi dengan fatwa yang mereka keluarkan. Tanda tangan kedua tokoh ormas besar itu pada Fatwa DSN-MUI No.80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek telah menenteramkan hati saya.

Dengan mantab saya berpartisipasi sebagai investor pasar modal dengan pilihan pada produk-produk saham syariah mulai tahun 2016 ini sebagai alat mencapai tujuan.  Sebelum berivestasi pada produk saham, saya memilih produk reksadana syariah saham antara tahun 2011-2015. Saya sangat berterimakasih dengan otoritas bursa efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dengan kebijakannya merubah satuan 1-lot dari 500 lembar menjadi 100 lembar. Kebijakan yang menjadikan saham sebagai produk investasi keuangan yang terjangkau. Saya membagi portofolio saham syariah menjadi dua bagian, satu untuk investasi satu lagi untuk aktivitas trading. Sebagaimana Fatwa DSN-MUI No.80 tersebut saya meyakini trading saham tidak haram sepanjang mematuhi kaidah syariat yang telah ditetapkan. Trading saya niatkan sebagai aktivitas untuk menambah penghasilan dari capital gain yang hasilnya saya transfer ke rekening investasi.

Sebuah hadits yang indah berbunyi “Sungguh setiap amal tergantung niatnya, dan tiap orang mendapatkan sesuai niatnya (HR Bukhari –Muslim)”. Hadits tersebut saya yakini dalam berkhidmat di produk keuangan syariah termasuk pasar modal syariah khususnya dalam aktivitas trading. Diantara berbagai macam kekawatiran tentang pasar modal syariah  dan aktivitas trading saya meyakini pentingnya meluruskan niat. Perihal tudingan miring terhadap pasar modal termasuk pasar modal syariah khususnya dalam aktivitas trading saya analogikan ibarat pertandingan sepak bola. Kebetulan saya penikmat sepakbola baik menonton maupun bermain kadang-kadang  dalam lapangan mini alias futsal. Dalam perhelatan pertandingan sepakbola aneka macam niat yang melingkupi para pelakunya baik penonton, pemain, wasit dan sebagainya. Sudah jamak diketahui dalam suatu pertandingan sepakbola ada yang melakukan taruhan, judi dan suap menyuap. Saat saya menikmati permainan sepakbola sebagai penonton atau pemain dengan tulus ikhlas demi kesenangan dan kesehatan tentu saya mendapatkan sesuatu sebagaimana saya niatkan. Sebaliknya jika ada sebagian kawan main atau penonton yang bertaruh atau berjudi  atas jalannya permainan tidak menyebabkan permainan sepak bola menjadi  haram.

Sepuluh tahun yang akan datang saya targetkan terbentuk portofolio saham syariah dari aktivitas investasi dan trading sebagai dana pendidikan dalam nilai nominal tertentu. Ilmu tentang perencanaan keuangan yang saya dapatkan dalam sebuah workshop perencanaan keuangan saya padukan dengan pelajaran menabung saham dan trading. Ilmu perencanaan keuangan sangat membantu saya dalam menganalisa portofolio investasi untuk masing-masing tujuan meliputi pensiun, haji, pendidikan dan kesehatan. Perencanaan dan aksi keuangan ini alhamdulillah telah saya komunikasikan dengan istri. Bagaimanapun keharmonisan keluarga tetap yang utama dalam perencanaan keuangan keluarga. Rencana-rencana yang indah untuk masa depan bersama harus dipahami bersama karena menuntut pengorbanan saat ini untuk tidak berlebihan dalam menikmati penghasilan.

Dengan izin Allah SWT anak saya sepuluh tahun yang akan datang terbang ke Eropa menempuh pendidikan tinggi dengan bekal dana hasil investasi dan ilmu investasi di pasar modal syariah. Saya harapkan anak saya berhasil dalam studinya di Eropa dan berhasil mengelola portofolio investasi syariah dengan ilmu investasi yang saya turunkan kepadanya. Mewujudkan generasi Indonesia yang cerdas ilmu pengetahuan, iman, taqwa dan cerdas investasi di pasar modal syariah.                                                                       

1 komentar:

  1. Good inspiration, Mas Prima Kris. Semoga tercapai impiannya. Aamiin,

    BalasHapus